Panduan Berpuasa bagi Penderita Diabetes
Thursday 19 March 2020
Edit
Ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu kewajiban umat Muslim di seluruh dunia. Namun bagi penderita diabetes, diperlukan beberapa persiapan sebelum puasa agar tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan kesehatan akibat proses metabolisme yang terganggu.
Pada prinsipnya, penderita diabetes boleh saja menjalankan ibadah puasa, asalkan kadar gula darahnya terkontrol baik dan tidak memiliki penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung atau ginjal.
Bagi penderita diabetes, pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan jadwal minum obat penting untuk diperhatikan selama berpuasa. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa kadar gula darah turun secara drastis (hipoglikemia) atau justru menjadi sangat tinggi (hiperglikemia).
Gejala yang dapat dirasakan akibat hipoglikemia dan hiperglikemia adalah sakit kepala, pusing, lemas, sering haus, kejang, hingga tidak sadarkan diri. Keduanya merupakan kondisi yang berbahaya pada penderita diabetes dan perlu segera mendapatkan penanganan medis.
Tips Berpuasa bagi Penderita Diabetes
Berikut ini adalah tips bagi penderita diabetes agar tetap dapat berpuasa dengan aman:
1. Jangan melewatkan makan sahur
Makan sahur yang dilakukan saat dini hari sering terlewat. Bagi penderita diabetes, waktu makan sahur tidak boleh dilewatkan agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia.
2. Tetap makan 3 kali sehari
Sarapan bisa diganti dengan makan sahur, makan siang diganti dengan makan saat buka puasa, dan makan malam dilakukan setelah sholat Tarawih. Saat makan sahur, dianjurkan mendekati waktu Imsak atau waktu Subuh. Sedangkan saat berbuka, dianjurkan sesegera mungkin. Hal ini dilakukan agar kadar gula darah tidak turun terlalu lama.
3. Hindari makan berlebihan saat sahur dan berbuka puasa
Mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan. Meski tubuh lapar, disarankan untuk tidak makan terlalu banyak saat buka puasa. Awali dengan takjil, lalu konsumsi makanan bergizi seimbang dalam porsi secukupnya.
4. Konsumsi makanan yang mengandung banyak serat
Makanan berserat memberikan rasa kenyang lebih lama. Makanan berserat, seperti nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak saat makan sahur.
5. Hindari gorengan dan makanan yang terlalu manis
Mengonsumsi gorengan menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh, dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, penderita diabetes juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
6. Minum air putih yang cukup
Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Konsumsi air putih lebih dianjurkan, ketimbang minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein menyebabkan lebih sering buang air kecil, sehingga memicu dehidrasi.
7. Periksa gula darah secara teratur
Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan sendiri di rumah dengan alat pengukur gula darah. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan 2-4 kali sehari, yaitu setelah sahur, selama berpuasa, dan setelah berbuka puasa.
Hal ini penting untuk menghindari hipoglikemia ataupun hiperglikemia. Jika kadar gula darah Anda kurang dari 70 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl, dianjurkan untuk membatalkan puasa.
8. Rutin berolahraga
Berolahraga saat puasa baik untuk menjaga kebugaran, asalkan tidak berlebihan. Bagi penderita diabetes, aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemia. Shalat Tarawih yang dilakukan setelah berbuka puasa bisa dijadikan sebagai salah satu bentuk olahraga sekaligus ibadah.
9. Konsumsi obat sesuai petunjuk dokter
Selama menjalani ibadah puasa, penderita diabetes perlu tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Bila perlu, dokter akan mengatur ulang jadwal konsumsi obat agar sesuai dengan jadwal makan selama bulan puasa.
Kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda, sehingga sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalani ibadah puasa. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan minimal 2 bulan sebelum bulan puasa tiba.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah Anda, dan menentukan apakah kondisi tubuh Anda aman untuk menjalani ibadah puasa. Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala.
Apabila saat berpuasa, Anda merasa pusing, sakit kepala, lemas, jantung berdebar-debar, keringat dingin, tubuh gemetar, dan seperti akan pingsan, segera hentikan puasa dan periksakanlah diri ke dokter yang terdekat.
alodokter
Pada prinsipnya, penderita diabetes boleh saja menjalankan ibadah puasa, asalkan kadar gula darahnya terkontrol baik dan tidak memiliki penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung atau ginjal.
Bagi penderita diabetes, pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan jadwal minum obat penting untuk diperhatikan selama berpuasa. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa kadar gula darah turun secara drastis (hipoglikemia) atau justru menjadi sangat tinggi (hiperglikemia).
Gejala yang dapat dirasakan akibat hipoglikemia dan hiperglikemia adalah sakit kepala, pusing, lemas, sering haus, kejang, hingga tidak sadarkan diri. Keduanya merupakan kondisi yang berbahaya pada penderita diabetes dan perlu segera mendapatkan penanganan medis.
Tips Berpuasa bagi Penderita Diabetes
Berikut ini adalah tips bagi penderita diabetes agar tetap dapat berpuasa dengan aman:
1. Jangan melewatkan makan sahur
Makan sahur yang dilakukan saat dini hari sering terlewat. Bagi penderita diabetes, waktu makan sahur tidak boleh dilewatkan agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia.
2. Tetap makan 3 kali sehari
Sarapan bisa diganti dengan makan sahur, makan siang diganti dengan makan saat buka puasa, dan makan malam dilakukan setelah sholat Tarawih. Saat makan sahur, dianjurkan mendekati waktu Imsak atau waktu Subuh. Sedangkan saat berbuka, dianjurkan sesegera mungkin. Hal ini dilakukan agar kadar gula darah tidak turun terlalu lama.
3. Hindari makan berlebihan saat sahur dan berbuka puasa
Mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan. Meski tubuh lapar, disarankan untuk tidak makan terlalu banyak saat buka puasa. Awali dengan takjil, lalu konsumsi makanan bergizi seimbang dalam porsi secukupnya.
4. Konsumsi makanan yang mengandung banyak serat
Makanan berserat memberikan rasa kenyang lebih lama. Makanan berserat, seperti nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak saat makan sahur.
5. Hindari gorengan dan makanan yang terlalu manis
Mengonsumsi gorengan menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh, dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, penderita diabetes juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
6. Minum air putih yang cukup
Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Konsumsi air putih lebih dianjurkan, ketimbang minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein menyebabkan lebih sering buang air kecil, sehingga memicu dehidrasi.
7. Periksa gula darah secara teratur
Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan sendiri di rumah dengan alat pengukur gula darah. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan 2-4 kali sehari, yaitu setelah sahur, selama berpuasa, dan setelah berbuka puasa.
Hal ini penting untuk menghindari hipoglikemia ataupun hiperglikemia. Jika kadar gula darah Anda kurang dari 70 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl, dianjurkan untuk membatalkan puasa.
8. Rutin berolahraga
Berolahraga saat puasa baik untuk menjaga kebugaran, asalkan tidak berlebihan. Bagi penderita diabetes, aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemia. Shalat Tarawih yang dilakukan setelah berbuka puasa bisa dijadikan sebagai salah satu bentuk olahraga sekaligus ibadah.
9. Konsumsi obat sesuai petunjuk dokter
Selama menjalani ibadah puasa, penderita diabetes perlu tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Bila perlu, dokter akan mengatur ulang jadwal konsumsi obat agar sesuai dengan jadwal makan selama bulan puasa.
Kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda, sehingga sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalani ibadah puasa. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan minimal 2 bulan sebelum bulan puasa tiba.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah Anda, dan menentukan apakah kondisi tubuh Anda aman untuk menjalani ibadah puasa. Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala.
Apabila saat berpuasa, Anda merasa pusing, sakit kepala, lemas, jantung berdebar-debar, keringat dingin, tubuh gemetar, dan seperti akan pingsan, segera hentikan puasa dan periksakanlah diri ke dokter yang terdekat.
alodokter